Bahasa Indonesia 2 Tugas Pertama, Penalaran
BAB 1
PENALARAN
Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang
logis dengan berusaha menghubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Dimana fakta adalah kenyataan yang dapat diukur dan dikenali.
è Implikasi : ialah ucapan/pernyataan tentang fakta, tanpa
mempertimbangkan pendapat-pendapat tentang fakta tersebut
è Inferensi : ialah pendapat atau kesimpulan yang merupakan hasil
penilaian, pertimbangan, dan keyakinan seseorang tentang fakta.
I. Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
II. Cara menguji fakta
dasar pertama yang dapat dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan
digunakan sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat
dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat
konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi
lainnya.
Selanjutnya dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penelitian fakta adalah
masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus
koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan sikap yang
berlaku.
III. Cara menguji autoritas
Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa pokok
berikut:
-
Tidak mengandung prasangka
Pendapat autoritas sama sekali
tidak boleh mengandung prasangka, artinya pendapat itu disusun berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli itu sendiri. Autoritas juga tidak
boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya.
-
Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua yang harus
diperhitungkan penulis untuk menilai pendapat suatu autoritas adalah menyangkut
pengalaman dan pendidikan autoritas. Semua itu diperlukan untuk memperkokoh
kedudukan pendapatnya, berdasarkan pengalaman-pengalaman dan
penelitian-penelitian yang dilakukannya.
-
Kemashuran dan prestise
Yang harus diperhatikan oleh
penulis untuk menilai autoritas adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat
yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi dibalik
kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Sering terjadi bahwa seseorang
yang menjadi terkenal karena prestise tertentu, dianggap berwenang pula dalam
segala bidang.
-
Koherasi dan kemajuan
Hal yang perlu diperhatikan
selanjutnya adalah apakah pendapat yang diberikan oleh autoritas itu sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat sikap
terakhir dalam bidang itu.
BAB 2
Proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh.
ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Ada 3 ketentuan generalisasi:
a. Cukup Memadai
b. Cukup Mewakili
c. Kekecualian
Jenis-jenis proposisi berdasarkan materj, kualitas, kuantitas, komposisi, bentuk, kebenaran, isi dan sebagainya. Diantaranya :
- Proposisi kategorik (Proposisi objek-predikat)
- Proposisi afirmatif (Proposisi positif)
- Proposisi negatif
- Proposisi universal
- Proposisi particular
- Proposisi automic (Proposisi sederhana)
- Proposisi asertorik
- Proposisi apodiktik (Proposisi keharusan)
- Proposisi empiric (Proposisi faktual)
- Proposisi majemuk (Proposisi kompleks)
- Proposisi disjungtif (Proposisi alternatif)
- Proposisi konjungtif
- Proposisi kondisional
- Proposisi komparatif
- Proposisi problematik
- Proposisi relasional
- Proposisi eksponibel
- Proposisi ekseptif
- Proposisi eksklusif
- Proposisi tanpa pembilang
BAB 3
PARAGRAF INDUKTIF
Generalisasiialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Ada 3 ketentuan generalisasi:
a. Cukup Memadai
b. Cukup Mewakili
c. Kekecualian
Generalisasi
Suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.
Analogi
Merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama. Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Hubungan Kausal
Hubungan Kausal
Pola penyusunan paragraf dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat.
Suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.
Analogi
Merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama. Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Hubungan Kausal
Hubungan Kausal
Pola penyusunan paragraf dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat.
Sumber :
- Minto Rahayu. Bahasa Indonesia Di
Perguruan Tinggi. Grasindo. Halaman 35-51.
- Cermat berbahasa Indonesia, E. Zaenal Arifin & S. Amran Tasai
- Suka Berbahasa Indonesia, Ramlan A. Gani
- Pengantar logika, Asas-asas penalaran sistematis Oleh Jan Hendrik Rapar
- Waluyo, Herman J. 1991. Penalaran Bahasa. Surakarta: UNS Press
- Seni Handayani , Tetty Nurhayati , Budhi Pratyati , Wildan "Bahasa Indonesia 3" SMA IPA/IPS" , BAB 8 Halaman 202-205
Komentar
Posting Komentar