Metode Pengumpulan Data Dalam Sebuah Penelitian
1. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan
observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data
dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika
pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
Pengamatan digunakan
untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
Pengamatan harus
berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
Pengamatan tersebut
dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan
dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek
dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan
langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara
lain :
Pertama. Dengan cara
pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku,
pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu
perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai
perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan
data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan
langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi
secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek
tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik
karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan
langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah
diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam
mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan
wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap
muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan
wawancara tatap muka antara lain :
Bisa membangun hubungan
dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi
pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat
non verbal
Bisa memperoleh data
yang banyak
Sementara kekurangannya
adalah :
Membutuhkan waktu yang
lama
Biaya besar jika
responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
Responden mungkin
meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
Pewawancara perlu
dilatih
Bisa menimbulkan bias
pewawancara
Responden bias
menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
Biaya lebih sedikit dan
lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah
geografis yang luas
Anomalitas lebih besar
dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
Isyarat non verbal
tidak bisa dibaca
Wawancara harus
diusahakan singkat
Nomor telpon yang tidak
terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari
sampel
3.Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar
pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan
lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup)
atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner
dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara
pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki
kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat
membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya
dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya
adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu
perusahaan untuk survey
dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
> Salah satu contoh metode dari pengumpulan data yaitu
Wawancara via phone
Kelebihan :
- Biaya lebih sedikit dan lebih
cepat dari warancara tatap muka
- Bisa menjangkau daerah
geografis yang luas
- Anomalitas lebih besar
dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kerangka pikiran sebuah penelitian ?
> Menentukan paradigma atau kerangka
teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional
variabel yang akan diteliti.
> Memberikan
penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan
berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan konsep
(conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari
konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah
dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu
tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat
pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu
pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi
hal-hal yang khusus.
> Memberikan argumen
teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam
kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan
masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis
atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk
atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah,
oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas
rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban
sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari
kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah
(hipotesis).
> Merumuskan model
penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka
teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan
matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu
kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah variabel
yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c)
dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi.
Sumber : http://sambas.staf.upi.edu/2013/01/16/bagaimanakah-menyusun-kerangka-berpikir-penelitian/
Komentar
Posting Komentar